<<
PERJALANAN KE NEGERI TIRAI BAMBU >>
Mengapa
negeri Cina mempunyai julukan Negeri Tirai Bambu ? Saya sendiri
tidak tahu persis. Tapi menurut yang pernah saya baca dari beberapa
artikel bahwa negeri tersebut dibawah pemerintahan Komunis. Konon
rezim tersebut membatasi kegiatan demokrasi rakyatnya. "Bambu"
adalah salah suatu simbol dari negeri ini. Sehingga banyak kalangan
yang menganalogikan "pengekangan-kebebasan" diibaratkan
sebagai "tirai". Kira-kira demikian menurut yang pernah
saya baca.
Pada
tanggal 21 s/d 26 Januari 2008 tepatnya pada waktu pertengahan musim
dingin melanda bumi belahan utara dimana suhu rata-rata di negeri
ini turun hingga -8° Celcius, Saya berkesempatan mengunjungi
negeri yang penuh fenomenal ini. Kota pertama yang saya kunjungi
adalah Beijing, kota nomor 1 di China. Perjalanan dari Jakarta menggunakan
pesawat terbang selama kurang lebih 8 jam setelah transit di Kualalumpur
selama 2 jam.

Menjejakkan
kaki di Beijing dengan terpaan angin kencang yang dingin bersuhu
-8° Celcius sungguh suatu pengalaman yang menakjubkan. Tapi
buat saya tidak merupakan surprise karena saya pernah mengalami
suhu sedingin ini ketika pergi ke Eropa beberapa tahun yang lalu.
Namun pada suhu serendah ini tidak ditemukan salju di Beijing.
Saya
berkesempatan mengunjungi China karena diajak seorang teman untuk
berbisnis untuk memasarkan suatu produk IT di Indonesia.
Disini
akan saya fokuskan cerita tentang "trip" saja bukan cerita
"bisnis"nya.
Perjalanan
dari Airport Beijing ke Hotel melewati Lapangan Tiananmen, yang
sempat menggemparkan dunia pada tahun 70 an. Dimana pernah terjadi
pembantaian ribuan mahasiswa yang sedang melakukan unjuk-rasa oleh
kekuatan militer. tapi sayang saya tidak sempat mengambil gambar
karena hari masih gelap padahal jam menunjukkan pukul 08:00 pagi
waktu setempat (jam 07:00 pagi WIB).
Keesokan
harinya saya melanjutkan perjalanan lagi ke kota Xi An yang merupakan
ibu kota propinsi Shaan Xi. Perjalanan menggunakan peawat Air China
selama 1 1/2 jam.

Menjelang
pendaratan, nampak pemandangan warna putih-salju menutupi daratan.
Sampai menjejakkan kaki di kota Xi An salju semakin jelas menutupi
apa saja. Jalan raya, taman-taman kota, atap-atap rumah. Pohon-pohon
yang kehilangan daun. Hanya pohon-pohon cemara Ever Green yang masih
bertahan. Namun demikian gumpalan-gumpalan salju menempel dimana-mana.

Kami
dijemput oleh team penjemput yang membawa kami keluar kota menuju
kesuatu tempat yang memamerkan produk2 IT mereka. Disepanjang perjalanan
banyak dijumpai bangunan-bangunan makam Kaisar yang pernah hidup
dan berkuasa dimasa silam. Saya tidak ada waktu untuk mengunjungi
dari dekat peninggalan bersejarah tersebut. Saya hanya sermpat mengambil
gambar melalui jendela mobil.

Kesan
saya setelah mengunjungi Negeri Tirai Bambu :
Suasana
kehidupan sudah tidak menampakkan "komunis" yang serba
angker dan muram. Suasana tidak ubahnya seperti negara-negara barat.
Semua warganya bergerak cepat untuk melakukan bisnisnya masing-masing.
Tidak lagi terlihat tentara-tentara yang menyeramkan. Kehidupan
muda-mudinyapun sudah bebas. Produk-produk barat sudah bertebaran
disana. Restoran-restoran cepat saji dari barat bertebaran dimana-mana.
Seolah
setiap orang tidak peduli dengan suhu yang dingin untuk melakukan
bisnis masing-masing. Perlu diketahui bahwa perekonomian negeri
ini berkembang pesat selama 10 tahun terakhir ini. Banyak sekali
produk-produk China membanjiri negara kita Indonesia.
Apa
salahnya kita belajar dari mereka ?? ******
maymintaraga
7 Februari 2008
|